Selasa, 03 November 2015

TEKTONIK PULAU JAWA KELOMPOK 3 KELAS B (2013)

TUGAS GEOLOGI INDONESIA


                      TEKTONIK PULAU  JAWA


OLEH:
Kelompok III
Geogarfi B 2013



Muh. Isram Al Saban
Nursang Lageni
Tarmizin
Belafista Hambali
Tri Pujiasih
Israwati





Dosen Pembimbing
Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T

Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu & Teknologi Kebumian
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015




         Tektonik regional wilayah Jawa dikontrol oleh tektonik tunjaman selatan Jawa. Akibat tunjaman tersebut terbentuk struktur-struktur geologi regional di wilayah daratan Jawa. Struktur tersebut dapat diamati di daratan Jawa bagian barat hingga Jawa bagian timur. Struktur geologi regional di Pulau Jawa terdiri dari dua elemen struktur utama, antara lain yaitu Geosinklin Jawa Utara dan Geoantiklin Jawa Selatan (Bemmelen, 1949). Kedua daerah struktur utama ini membentang dengan arah barat-timur. Struktur geologi yang dijumpai di daerah penelitian terdiri dari tiga jenis yaitu struktur lipatan, kekar dan sesar. Struktur lipatan, terdiri dari 2 antiklin dan 1 sinklin yang terpotong oleh sesar geser, di mana pola lengkungan struktur dikontrol oleh gaya kompresif yang bergerak horisontal-subhorisontal. Struktur antiklin yang terjadi pada fase tektonik I. Struktur Sinklin Dagangan juga terbentuk pada fase tektonik I,yaitu pada Kala Miosen. Dasar penamaan lipatan mengacu pada Fleuty. 
Dari titik pandang geodinamik, tatanan tektonik pulau Jawa tidak dapat dipisahkan dari sejarah tektonik global, yaitu interaksi antara lempeng Eurasia di Utara, lempeng Indo-Australia di Selatan dan lempeng Pasifik di Timur.
            Secara regional di pulau Jawa terdapat tiga arah pola struktur yang dominan (Pulunggono dan Soejono, 1994). Pertama, pola struktur berarah Timurlaut – Baratdaya (arah Meratus), terbentuk pada umur Kapur Akhir - Eosen Awal. Kedua, pola struktur berarah Utara – Selatan (arah Sunda), terbentuk pada umur Eosen Awal - Oligosen Awal. Ketiga, pola struktur berarah Barat – Timur (arah Jawa), terbentuk pada umur Oligosen Akhir oleh gaya kompresi dari tunjaman di bagian selatan pulau Jawa.
            Satuan batuan tertua di daerah penelitian adalah hasil endapan arus gravitasi, yang dicirikan oleh batuan volkanoklastik dan dikelompokan sebagai Formasi Arjosari, berumur Oligosen Akhir - Miosen Awal dan mempunyai ketebalan  500 m. Litologinya terdiri dari breksi polimik sisipan tufa dan batupasir tufaan pada bagian bawah. Pada bagian tengah, terdiri dari breksi polimik, batupasir, lava andesit, tufa dengan sisipan batulempung. Sedangkan pada bagian atas terdiri dari batupasir konglomeratan, perselingan breksi volkanik, lava dan tufa.
            Secara menjari diendapkan perulangan satuan breksi volkanik, lava bantal, tufa, tufa dasitik dan batupasir tufaan yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal dan dikelompokan sebagai Formasi Mandalika, berumur Oligosen Akhir - Miosen Awal dan mempunyai ketebalan 300 m.
            Terobosan batuan beku pada Formasi Arjosari dan Formasi Mandalika terdiri dari dasit, andesit, andesit-basalt dan diorit. Terobosan tersebut berbentuk stock dan retas-retas yang memberikan kenampakan seperti “Volkanic Neck” dan diperkirakan berumur Miosen Tengah - Miosen Akhir.
            Pengendapan selanjutnya merupakan batuan sedimen klastik darat hingga laut dangkal. Satuan batuan ini terdiri dari batupasir tufaan, konglomerat, batupasir kuarsa, batulempung bitumen dan sisipan lignit yang dikelompokan sebagai Formasi Jaten, berumur Miosen Awal - Miosen Tengah dan mempunyai ketebalan  150 m.
            Kemudian diendapkan satuan batuan pada lingkungan laut dangkal yang terdiri dari breksi volkanik, batupasir tufaan, batulempung dan batugamping yang dikelompokan sebagai Formasi Wuni, berumur Miosen Tengah dan mempunyai ketebalan  200 m.
            Secara berangsur pada lingkungan laut dangkal diendapkan perulangan batupasir-batulempung, dan sisipan tufa, lignit, konglomerat dan breksi yang dikelompokan sebagai Formasi Nampol, berumur Miosen Akhir dan mempunyai ketebalan 50 m.Endapan aluvial terdapat di sungai Grindulu bagian tengah sampai hilir, yaitu berupa material lepas dari hasil rombakan dan pelapukan batuan yang berumur lebih tua, terdiri dari kerakal, kerikil, pasir dan tanah.
            Sebagai akibat dari perubahan posisi tunjaman di Indonesia bagian barat berimplikasi pada perubahan pola struktur dan tektonik di Pulau Jawa . Pada akhir Paleogen, Jawa bagian tengah , barat dan Laut Jawa kegiatan tek tonik dan magmatik tidak aktif lagi alias stabil. Pada waktu itu daerah tersebut menyatu dengan subkontinen yang meliputi sebagian besar Sumatera dan seluruh Semenanjung Malaya. Fisiografi Laut Jawa dicirikan oleh pola kelurusan morfologi dan struktur berarah timur laut – barat daya , dan terdapat struktur berarah utara-selatan yang di tunjukkan oleh adanya sesar mendatar menganan di Selat Sunda, antara Jawa dan Sumatera . Arah ini diduga berasal dari fenomena pada kerak benua, dan pembentukannya mungkin berkaitan dengan penekukan arah tektonik utama di Sumatera ke sumbu Pulau Jawa, sehingga umurnya diduga lebih tua dari arah struktur yang pertama. Mulai Eosen Awal hingga Miosen Awal terjadi pemekaran Selat Makassar sebagai akibat mendekatnya kerak benua Australia. Peristiwa ini menyebabkan berkurangnya laju gerakan lempeng Indo-Australia sehingga terjadi perubahan arah pola struktur tektonik di Jawa dari baratdaya timurlaut pada Paleogen, menjadi berarah barat - timur pada Neogen.
          Proses terbetuknya lipatan di jawa terjadi antara 20-10 juta tahun yang lalu. Terjadi pengaktivan kembali tektonik dan vulkanisme, di tandai sesar-sesar yang bersifat sesar geser disertai aktivitas vulkanisme di pulau jawa.
               Pulau Jawa merupakan bagian dari Busur Sunda yang merupakan busur gunung api berumur Tersier hingga Kuarter . Busur gunung api ini terbentuk sebagai akibat adanya tunjaman di sebelah selatan Pulau Jawa , yaitu tunjaman lempeng Samudera Hindia kebawah lempeng benua Eurasia . Meskipun posisi tunjaman mengalami perkembangan mendekat dan menjauh dari daratan.


Referensi :
Khoirunnas,2012. Tektonik dan Sedimen Pulau Jawa (Paleogen-Neogen) http://geoenviron.blogspot.co.id/2012/10/tektonik-dan-sedimentasi-pulau jawa.html (diakses tanggal 14 Oktober 2015)


Marsudinim,2001. Pengaruh Tektonik Regional Terhadap Pola Struktur di Pulau Jawa.http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib/files/disk1/329/--syaifulbac-16441-1---syaifu-k.pdf (diakses tanggal 13 Oktober 2015)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar