TUGAS GEOLOGI INDONESIA
TEKTONIK PULAU JAWA
OLEH:
Kelompok III
Geogarfi B 2013
Muh. Isram Al Saban
Nursang Lageni
Tarmizin
Belafista Hambali
Tri Pujiasih
Israwati
Dosen Pembimbing
Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T
Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu & Teknologi Kebumian
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015
Tektonik
regional wilayah Jawa dikontrol oleh tektonik tunjaman selatan Jawa. Akibat
tunjaman tersebut terbentuk struktur-struktur geologi regional di wilayah
daratan Jawa. Struktur tersebut dapat diamati di daratan Jawa bagian barat
hingga Jawa bagian timur. Struktur geologi regional di Pulau Jawa terdiri dari
dua elemen struktur utama, antara lain yaitu Geosinklin Jawa Utara dan
Geoantiklin Jawa Selatan (Bemmelen, 1949). Kedua daerah struktur utama ini
membentang dengan arah barat-timur. Struktur geologi yang dijumpai di daerah
penelitian terdiri dari tiga jenis yaitu struktur lipatan, kekar dan sesar. Struktur
lipatan, terdiri dari 2 antiklin dan 1 sinklin yang terpotong oleh sesar geser,
di mana pola lengkungan struktur dikontrol oleh gaya kompresif yang bergerak
horisontal-subhorisontal. Struktur antiklin yang terjadi pada fase tektonik I.
Struktur Sinklin Dagangan juga terbentuk pada fase tektonik I,yaitu pada Kala
Miosen. Dasar penamaan lipatan mengacu pada Fleuty.
Dari
titik pandang geodinamik, tatanan tektonik pulau Jawa tidak dapat dipisahkan
dari sejarah tektonik global, yaitu interaksi antara lempeng Eurasia di Utara,
lempeng Indo-Australia di Selatan dan lempeng Pasifik di Timur.
Secara regional di pulau Jawa terdapat
tiga arah pola struktur yang dominan (Pulunggono dan Soejono, 1994). Pertama,
pola struktur berarah Timurlaut – Baratdaya (arah Meratus), terbentuk pada umur
Kapur Akhir - Eosen Awal. Kedua, pola struktur berarah Utara – Selatan (arah
Sunda), terbentuk pada umur Eosen Awal - Oligosen Awal. Ketiga, pola struktur
berarah Barat – Timur (arah Jawa), terbentuk pada umur Oligosen Akhir oleh gaya
kompresi dari tunjaman di bagian selatan pulau Jawa.
Satuan batuan tertua di daerah
penelitian adalah hasil endapan arus gravitasi, yang dicirikan oleh batuan
volkanoklastik dan dikelompokan sebagai Formasi Arjosari, berumur Oligosen
Akhir - Miosen Awal dan mempunyai ketebalan 500 m. Litologinya terdiri dari
breksi polimik sisipan tufa dan batupasir tufaan pada bagian bawah. Pada bagian
tengah, terdiri dari breksi polimik, batupasir, lava andesit, tufa dengan sisipan
batulempung. Sedangkan pada bagian atas terdiri dari batupasir konglomeratan,
perselingan breksi volkanik, lava dan tufa.
Secara menjari diendapkan perulangan
satuan breksi volkanik, lava bantal, tufa, tufa dasitik dan batupasir tufaan
yang diendapkan pada lingkungan laut dangkal dan dikelompokan sebagai Formasi
Mandalika, berumur Oligosen Akhir - Miosen Awal dan mempunyai ketebalan 300 m.
Terobosan batuan beku pada Formasi
Arjosari dan Formasi Mandalika terdiri dari dasit, andesit, andesit-basalt dan
diorit. Terobosan tersebut berbentuk stock dan retas-retas yang memberikan
kenampakan seperti “Volkanic Neck” dan diperkirakan berumur Miosen Tengah - Miosen
Akhir.
Pengendapan selanjutnya merupakan
batuan sedimen klastik darat hingga laut dangkal. Satuan batuan ini terdiri
dari batupasir tufaan, konglomerat, batupasir kuarsa, batulempung bitumen dan
sisipan lignit yang dikelompokan sebagai Formasi Jaten, berumur Miosen Awal -
Miosen Tengah dan mempunyai ketebalan
150 m.
Kemudian diendapkan satuan batuan
pada lingkungan laut dangkal yang terdiri dari breksi volkanik, batupasir
tufaan, batulempung dan batugamping yang dikelompokan sebagai Formasi Wuni, berumur
Miosen Tengah dan mempunyai ketebalan
200 m.
Secara berangsur pada lingkungan
laut dangkal diendapkan perulangan batupasir-batulempung, dan sisipan tufa,
lignit, konglomerat dan breksi yang dikelompokan sebagai Formasi Nampol,
berumur Miosen Akhir dan mempunyai ketebalan 50 m.Endapan aluvial terdapat di
sungai Grindulu bagian tengah sampai hilir, yaitu berupa material lepas dari
hasil rombakan dan pelapukan batuan yang berumur lebih tua, terdiri dari
kerakal, kerikil, pasir dan tanah.
Sebagai akibat dari perubahan posisi
tunjaman di Indonesia bagian barat berimplikasi pada perubahan pola struktur dan
tektonik di Pulau Jawa . Pada akhir Paleogen, Jawa bagian tengah , barat dan
Laut Jawa kegiatan tek tonik dan magmatik tidak aktif lagi alias stabil. Pada
waktu itu daerah tersebut menyatu dengan subkontinen yang meliputi sebagian
besar Sumatera dan seluruh Semenanjung Malaya. Fisiografi Laut Jawa dicirikan
oleh pola kelurusan morfologi dan struktur berarah timur laut – barat daya ,
dan terdapat struktur berarah utara-selatan yang di tunjukkan oleh adanya sesar
mendatar menganan di Selat Sunda, antara Jawa dan Sumatera . Arah ini diduga
berasal dari fenomena pada kerak benua, dan pembentukannya mungkin berkaitan
dengan penekukan arah tektonik utama di Sumatera ke sumbu Pulau Jawa, sehingga
umurnya diduga lebih tua dari arah struktur yang pertama. Mulai Eosen Awal
hingga Miosen Awal terjadi pemekaran Selat Makassar sebagai akibat mendekatnya
kerak benua Australia. Peristiwa ini menyebabkan berkurangnya laju gerakan
lempeng Indo-Australia sehingga terjadi perubahan arah pola struktur tektonik
di Jawa dari baratdaya timurlaut pada Paleogen, menjadi berarah barat - timur
pada Neogen.
Proses
terbetuknya lipatan di jawa terjadi antara 20-10 juta tahun yang lalu. Terjadi
pengaktivan kembali tektonik dan vulkanisme, di tandai sesar-sesar yang
bersifat sesar geser disertai aktivitas vulkanisme di pulau jawa.
Pulau Jawa merupakan bagian dari
Busur Sunda yang merupakan busur gunung api berumur Tersier hingga Kuarter .
Busur gunung api ini terbentuk sebagai akibat adanya tunjaman di sebelah selatan
Pulau Jawa , yaitu tunjaman lempeng Samudera Hindia kebawah lempeng benua
Eurasia . Meskipun posisi tunjaman mengalami perkembangan mendekat dan menjauh
dari daratan.
Referensi :
Khoirunnas,2012. Tektonik dan Sedimen Pulau Jawa (Paleogen-Neogen) http://geoenviron.blogspot.co.id/2012/10/tektonik-dan-sedimentasi-pulau
jawa.html (diakses tanggal 14 Oktober 2015)
Marsudinim,2001.
Pengaruh Tektonik Regional Terhadap Pola Struktur di Pulau Jawa.http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib/files/disk1/329/--syaifulbac-16441-1---syaifu-k.pdf
(diakses tanggal 13 Oktober 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar