TUGAS GEOLOGI INDONESIA
TEKTONIK PULAU SUMATRA
OLEH:
Kelompok III
Geogarfi B 2013
Muh. Isram Al Saban
Nursang Lageni
Tarmizin
Belafista Hambali
Tri Pujiasih
Israwati
Dosen Pembimbing
Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T
Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu & Teknologi Kebumian
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015
Jadi dari peta
tektonik diatas dapat dilihat beberapa bentukan struktur yang terdapat di
legenda yakni sperti :
Monoklin artinya hanya mempunyai
satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Monoklin adalah
lipatan sederhana dengan kemiringan (dipping) landai atau hampir horisontal
seperti lengkungan seperti tangga (steplike)
Siklin adalah lembah lipatan yang
kemiringan kedua sayapnya menuju ke suatu arah dan saling mendekat (bentuk
concav dengan cekungnya mengarah ke atas. Bagian tengah dari sinklin disebut
inti sinklin. Sinklin adalah lipatan sederhana yang kedua sayap lipatan menuju
ke sumbu lipatan. Batuan pada sinklin bila tererosi secara progresif, maka
lapisan yang muda berada pada sumbu lipatan
Antiklin adalah punggung lipatan yang
kemiringan kedua sayapnya ke arah saling berlawanan dan saling menjauh (bentuk
concav dengan cembung ke atas). Bagian tengah dari antiklin disebut inti
antiklin.
Antiklin adalah bentuk sederhana
dengan lapisan melengkung keatas dan kedua sayap lipatan (limbs) memperlihatkan
kemiringan menjauh dari puncak lipatan (fold crest). Batuan pada antiklin bila
tererosi secara progresif, maka lapisan yang semakin tua berada pada bagian
dalam lipatan.
Normal Fault merupakan patahan yang
memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan bergerak dengan arah relatif
naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri dari patahan ini adalah sudut
kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.
Sesar mendatar (Strike slip fault
atau Transcurent fault atau Wrench fault) adalah sesar yang pembentukannya
dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utama pembentuk sesar ini
adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan minimumnya, sedangkan posisi
tegasan menengah adalah vertikal.
Thrust sesar naik bagian hanging
wall relatif bergerak naik terhadap bagian footwall. Ciri dari sesar ini adalah
sudut kemiringan yang termasuk kecil.
Dari peta Tektonik
Sumatera dapat dilihat bahwa pulau sumatera terletak di barat daya dari
kontinen sundaland. Berdasarkan teori tektonik lempeng, tektonisme Sumatra
zaman Neogen dikontrol oleh bertemunya Lempeng Samudera Hindia dengan Lempeng
Benua Asia. Batas lempeng ditandai oleh adanya zona subduksi di Sumatra-Jawa.
Struktur-struktur di Sumatra membentuk sudut yang besar terhadap vektor
konvergen, maka terbentuklah dextral wrench fault yang meluas ke arah barat
laut sepanjang busur vulkanik Sumatra yang berasosiasi dengan zona subduksi.Kenapa
di sebelah barat daya sumatera banyak terdapat sesar naik hal ini di sebabkan
karena terjadi subduksi di jalur konvergensi antara lempeng hindia-australia
yang menyusup di sebelah barat lempeng asia. Subduksi antara lempeng
hindia-australia dan batas lempeng asia di perkirakan terjadi pada masa
paleogenesis. Kemudian di sebanjang garis tengah pulau sumatera banyak terdapat
unit vulkanik/pusat vulkanik karena ini diperkirakan terbentuk pada masa
tersier dan terbentuknya karena interaksi antara lempeng asia dan lempeng
samudera india. Pada Miosen Tengah, tektonik konvergen menunjukkan perkembangan
konfigurasi saat ini dari sistem busur kepulauan di Sumatra. Pengunungan Bukit
Barisan berasosiasi dengan aktivitas busur vulkanik mulai tumbuh selama waktu
ini. Kemudian lanjut ke unit sedimen, peristiwa subduksi antara kedua lempeng tersebut
bukan hanya menyebabkan terbentuknya sesar dan lipatan tapi juga membentuk
cekungan-cekungan. Pada zaman kapur akhir sampai dengan tersier awal
sedimentasi mengisi cekungan-cekungan tersebut bersamaan dengan aktivitas
vulkanisme. Selain itu pada masa pleio-plistosen terjadi gerak kompresi
sehingga daerah yang tinggi tererosi dan daerah rendah/cekungan menjadi tempat
pengendapan. Proses sedimentasi yang terjadi selama Tersier secara umum dimulai
dengan trangressi, kemudian disusul dengan regresi dan diikuti gerakan tektonik
pada akhir Tersier. Cekungan Sumatra Tengah merupakan cekungan busur belakang
(Back-Arc Basin) yang berkembang sepanjang tepi Paparan Sunda di barat daya
Asia Tenggara. Cekungan ini terbentuk akibat penunjaman Lempeng Samudera Hindia
yang bergerak relatif ke arah utara dan menyusup ke bawah Lempeng Benua Asia
yang aktif selama Miosen. Pulau Sumatra terletak di baratdaya dari Kontinen
Sundaland dan merupakan jalur konvergensi antara Lempeng Hindia-Australia yang
menyusup di sebelah barat Lempeng Eurasia/Sundaland. Konvergensi lempeng
menghasilkan subduksi sepanjang Palung Sunda dan pergerakan lateral menganan
dari Sistem Sesar Sumatra. Kawasan Indonesia bagian barat (Sumatera, Jawa dan
sebagian Kalimantan) merupakan bagian dari Sunda Land yang termasuk lempeng
benua Asia. Struktur tektonik Indonesia bagian barat dipengaruhi benturan
lempeng Benua Asia dengan lempeng kerak Samudra Hindia – Australia. Pada Akhir Kapur sampai Awal Tersier (Eosen
Awal - Oligoen Awal) di Indonesia bagian barat terjadi pergerakan tektonik yang
menghasilkan pola kekar dan sesar berarah utara–selatan, baratlaut–tenggara dan
timurlaut–baratdaya. Perkembangan dari pergerakan lempeng-lempeng tersebut
membentuk komplek sesar yang mengakibatkan sobekan-sobekan pada kerak bumi
sehingga membentuk depresi lokal dikenal sebagai Pull Apart, sedangkan
disekitarnya terjadi tinggian-tinggian lokal. Depresi dan tinggian inilah yang
membentuk konfigurasi batuan dasar dimana merupakan tempat terakumulasinya
endapan Tersier. Pada masa Tersier terjadi gaya tension sehingga sesar-sesar
yang sudah terbentuk aktif kembali membentuk sesar tumbuh. Pada masa Pliosen –
Plistosen terjadi gaya kompresi yang membentuk lipatan dengan arah baratlaut –
tenggara dan mengakibatkan kembali sesar-sesar geser dan sesar-sesar normal.
Referensi :
Rahmat,I
.2015. Tektonik Sumatra Model Tektonik
Kuarter Sumatra. University of Padjadjaran (UNPAD). https://unpad.academia.edu/IndrajatiRahmat (diakses tanggal 14
Oktober 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar