Selasa, 03 November 2015

TEKTONIK PULAU SUMATERA KELOMPOK 3 KELAS B (2013)

TUGAS GEOLOGI INDONESIA


TEKTONIK PULAU SUMATRA 


OLEH:
Kelompok III
Geogarfi B 2013

Muh. Isram Al Saban
Nursang Lageni
Tarmizin
Belafista Hambali
Tri Pujiasih
Israwati


  

Dosen Pembimbing
Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T

Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu & Teknologi Kebumian
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015


Jadi dari peta tektonik diatas dapat dilihat beberapa bentukan struktur yang terdapat di legenda yakni sperti :

         Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Monoklin adalah lipatan sederhana dengan kemiringan (dipping) landai atau hampir horisontal seperti lengkungan seperti tangga (steplike)
          Siklin adalah lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju ke suatu arah dan saling mendekat (bentuk concav dengan cekungnya mengarah ke atas. Bagian tengah dari sinklin disebut inti sinklin. Sinklin adalah lipatan sederhana yang kedua sayap lipatan menuju ke sumbu lipatan. Batuan pada sinklin bila tererosi secara progresif, maka lapisan yang muda berada pada sumbu lipatan
            Antiklin adalah punggung lipatan yang kemiringan kedua sayapnya ke arah saling berlawanan dan saling menjauh (bentuk concav dengan cembung ke atas). Bagian tengah dari antiklin disebut inti antiklin.
            Antiklin adalah bentuk sederhana dengan lapisan melengkung keatas dan kedua sayap lipatan (limbs) memperlihatkan kemiringan menjauh dari puncak lipatan (fold crest). Batuan pada antiklin bila tererosi secara progresif, maka lapisan yang semakin tua berada pada bagian dalam lipatan.
          Normal Fault merupakan patahan yang memungkinkan satu blok (footwall) lapisan batuan bergerak dengan arah relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri dari patahan ini adalah sudut kemiringan besar hingga mendekati 90 derajat.
            Sesar mendatar (Strike slip fault atau Transcurent fault atau Wrench fault) adalah sesar yang pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utama pembentuk sesar ini adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan minimumnya, sedangkan posisi tegasan menengah adalah vertikal.
            Thrust sesar naik bagian hanging wall relatif bergerak naik terhadap bagian footwall. Ciri dari sesar ini adalah sudut kemiringan yang termasuk kecil.
          Dari peta Tektonik Sumatera dapat dilihat bahwa pulau sumatera terletak di barat daya dari kontinen sundaland. Berdasarkan teori tektonik lempeng, tektonisme Sumatra zaman Neogen dikontrol oleh bertemunya Lempeng Samudera Hindia dengan Lempeng Benua Asia. Batas lempeng ditandai oleh adanya zona subduksi di Sumatra-Jawa. Struktur-struktur di Sumatra membentuk sudut yang besar terhadap vektor konvergen, maka terbentuklah dextral wrench fault yang meluas ke arah barat laut sepanjang busur vulkanik Sumatra yang berasosiasi dengan zona subduksi.Kenapa di sebelah barat daya sumatera banyak terdapat sesar naik hal ini di sebabkan karena terjadi subduksi di jalur konvergensi antara lempeng hindia-australia yang menyusup di sebelah barat lempeng asia. Subduksi antara lempeng hindia-australia dan batas lempeng asia di perkirakan terjadi pada masa paleogenesis. Kemudian di sebanjang garis tengah pulau sumatera banyak terdapat unit vulkanik/pusat vulkanik karena ini diperkirakan terbentuk pada masa tersier dan terbentuknya karena interaksi antara lempeng asia dan lempeng samudera india. Pada Miosen Tengah, tektonik konvergen menunjukkan perkembangan konfigurasi saat ini dari sistem busur kepulauan di Sumatra. Pengunungan Bukit Barisan berasosiasi dengan aktivitas busur vulkanik mulai tumbuh selama waktu ini. Kemudian lanjut ke unit sedimen, peristiwa subduksi antara kedua lempeng tersebut bukan hanya menyebabkan terbentuknya sesar dan lipatan tapi juga membentuk cekungan-cekungan. Pada zaman kapur akhir sampai dengan tersier awal sedimentasi mengisi cekungan-cekungan tersebut bersamaan dengan aktivitas vulkanisme. Selain itu pada masa pleio-plistosen terjadi gerak kompresi sehingga daerah yang tinggi tererosi dan daerah rendah/cekungan menjadi tempat pengendapan. Proses sedimentasi yang terjadi selama Tersier secara umum dimulai dengan trangressi, kemudian disusul dengan regresi dan diikuti gerakan tektonik pada akhir Tersier. Cekungan Sumatra Tengah merupakan cekungan busur belakang (Back-Arc Basin) yang berkembang sepanjang tepi Paparan Sunda di barat daya Asia Tenggara. Cekungan ini terbentuk akibat penunjaman Lempeng Samudera Hindia yang bergerak relatif ke arah utara dan menyusup ke bawah Lempeng Benua Asia yang aktif selama Miosen. Pulau Sumatra terletak di baratdaya dari Kontinen Sundaland dan merupakan jalur konvergensi antara Lempeng Hindia-Australia yang menyusup di sebelah barat Lempeng Eurasia/Sundaland. Konvergensi lempeng menghasilkan subduksi sepanjang Palung Sunda dan pergerakan lateral menganan dari Sistem Sesar Sumatra. Kawasan Indonesia bagian barat (Sumatera, Jawa dan sebagian Kalimantan) merupakan bagian dari Sunda Land yang termasuk lempeng benua Asia. Struktur tektonik Indonesia bagian barat dipengaruhi benturan lempeng Benua Asia dengan lempeng kerak Samudra Hindia – Australia.  Pada Akhir Kapur sampai Awal Tersier (Eosen Awal - Oligoen Awal) di Indonesia bagian barat terjadi pergerakan tektonik yang menghasilkan pola kekar dan sesar berarah utara–selatan, baratlaut–tenggara dan timurlaut–baratdaya. Perkembangan dari pergerakan lempeng-lempeng tersebut membentuk komplek sesar yang mengakibatkan sobekan-sobekan pada kerak bumi sehingga membentuk depresi lokal dikenal sebagai Pull Apart, sedangkan disekitarnya terjadi tinggian-tinggian lokal. Depresi dan tinggian inilah yang membentuk konfigurasi batuan dasar dimana merupakan tempat terakumulasinya endapan Tersier. Pada masa Tersier terjadi gaya tension sehingga sesar-sesar yang sudah terbentuk aktif kembali membentuk sesar tumbuh. Pada masa Pliosen – Plistosen terjadi gaya kompresi yang membentuk lipatan dengan arah baratlaut – tenggara dan mengakibatkan kembali sesar-sesar geser dan sesar-sesar normal.

Referensi :
Rahmat,I .2015. Tektonik Sumatra Model Tektonik Kuarter Sumatra. University of Padjadjaran (UNPAD). https://unpad.academia.edu/IndrajatiRahmat (diakses tanggal 14 Oktober 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar