Selasa, 03 November 2015

TEKTONIK KEPULAUAN NUSA TENGGARA KELOMPOK 3 KELAS B

TUGAS GEOLOGI INDONESIA


             TEKTONIK KEPULAUAN NUSA TENGGARA


OLEH:
Kelompok III
Geogarfi B 2013



Muh. Isram Al Saban
Nursang Lageni
Tarmizin
Belafista Hambali
Tri Pujiasih
Israwati





Dosen Pembimbing
Intan Noviantari Manyoe, S.Si., M.T

Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu & Teknologi Kebumian
Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015



           Secara geologi, kebanyakan pulau-pulau penyusun Nusa Tenggara muda umurnya, dari 1-15 juta tahun saja (Audley-Charles, 1987) dan terjadi sebagai pulau-pulau oseanik yang tak pernah terjadi berhubungan dengan massa kontinen besar. Pulau-pulau ini terjadi di tempat sebagai busur kepulauan akibat proses subduksi antara lempeng samudera Hindia dengan lempeng samudera di sebelah timur-tenggara Sunda-land. Pulau-pulau di Nusa Tenggara mengikuti dua busur, bagian timur Busur Sunda (Bali, Lombok, Sumbawa, Flores bagian barat), dan bagian barat Busur Banda (Flores bagian timur, Alor, Wetar, Romang, Damar, Teun, Nila, Serua). Di mana batas ini sesungguhnya masih diperdebatkan. Sumba merupakan blok ekslusif dalam hal ini. Uniknya, susunan dua busur ini diikuti pula oleh dua sistem palung yang berbeda. Palung yang berasosiasi dengan Busur Sunda adalah Palung Sunda (Sunda Trench) di selatan Bali-Sumbawa yang menunjam membentuk palung dengan kedalaman 6 km. Di sini lempeng samudera Hindia menunjam ke bawah Nusa Tenggara. Sistem palung ini berhenti di sebelah selatan Pulau Sumba. Lalu sistem palung berkitnya adalah Palung Timor (Timor Trough), yang dimulai di sebelah selatan Pulau Sumba ke arah timurlaut. Di sini lempeng benua Australia menunjam di bawah Nusa Tenggara dan Timor-Tanimbar sampai kedalaman 3 km. Perhatikan perbedaan istilah dalam bahasa Inggris untuk trench dan trough ini – itu memegang arti tersendiri dalam tektonik, yang tak nampak dalam istilah Indonesia yang menjadi satu (palung).
Bila subduksi lempeng samudera Hindia di Palung Sunda telah membentuk pulau-pulau volkanik busur kepulauan Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Wetar, Romang, Damar, Teun, Nila, dan Serua; maka penunjaman lempeng benua Australia di Palung Timor-Tanimbar telah membentuk pulau-pulau nonvolkanik yang disusun oleh mélange dimulai dari Rote, Timor, dan Tanimbar. Dua sistem busur kepulauan ini telah membentuk dua sistem busur kepulauan, yaitu busur kepulauan sebelah dalam yang volkanik – inner volcanic island arc (Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Alor, Wetar, Romang, Damar, Teun, Nila, dan Serua) dan busur kepulauan sebelah luar yang nonvolcanic – outer nonvolcanic island arc (Rote, Timor, Tanimbar).
Meskipun demikian, perlu diketahui bahwa pembagian menjadi dua sistem busur kepulauan ini hanya penyederhanaan. Evolusi busur kepulauan dalam yang volkanik mulai dari Flores bagian timur sampai Serua (Busur Banda) lebih kompleks daripada Busur Sunda (Bali, Lombok, Sumbawa, Flores bagian barat). Pulau-pulau volkanik Busur Banda sejak Pliosen (5 juta tahun yang lalu) berada di belakang sistem penunjaman Palung Timor, dan ini telah memengaruhi karakter tektonik dan volkanisme pulau-pulau ini yang berhubungan dengan adanya lempeng samudera tua yang terletak di depan lempeng benua Australia yang terseret masuk ke dalam Palung Timor.
            Sesunguhnya, banyak pulau di Nusa Tenggara baru muncul di antara 10-1 juta tahun yang lalu. Pulau-pulau yang membentuk busur kepulauan sebelah dalam yang volkanik (Bali, Lombok, Sumbawa, Komodo, Flores, Solor, Adonara, Lomblen, Pantar, Alor, Atauro, Wetar, Romang, Damar, Teun, Nila, Serua, Manuk) merupakan pulau-pulau volkanik muda yang terjadi dan muncul di permukaan pada Miosen Akhir-Pliosen. Pulau-pulau volkanik ini sering mempunyai batugamping terumbu di tepinya, atau material sedimen lainnya yang dierosi dari badan utama pulau dan tumbuh di antara lidah-lidah lava atau bentuk ekstrusi lainnya. Lombok dan Sumbawa merupakan pulau-pulau di Busur Sunda yang paling timur, sebagian ada yang mengatakan Komodo dan Flores bagian barat merupakan kelanjutannya meskipun bisa diperdebatkan. Diskontinuitas antara Busur Sunda dan Busur Sumba dipisahkan oleh Sumba Fracture. Menarik mengkaji lebih jauh Pulau Komodo di “junction” antara dua sistem busur ini dan posisi Pulau Sumba di sebelah selatannya.
Secara umum, dari Bali ke Lombok, ke Sumbawa dan terus sampai ke timurnya umur batuannya yang ekivalen secara litologi semakin muda umurnya. Ini menunjukkan bahwa pembentukan pulau-pulau Nusa Tenggara dimulai dari barat ke timur.

Di pulau-pulau busur dalam, dua sistem perbukitan atau pegunungan terjadi, yaitu perbukitan/pegunungan volkanik yang lebih tua (Mio-Pliosen) yang sudah tererosi dalam/lanjut dicirikan dengan punggungan-punggungan sempit tererosi dalam, daan gunung-gunungapi muda Kuarter (Plistosen-Holosen) dengan bentuk-bentuk yang klasik mengerucut. Hal ini terjadi sebagai akibat perkembangan busur volkanik mengikuti zona subduksi yang menerus. Pada awalnya, subduksi menghasilkan pegunungan volkanik yang umumnya terdapat di selatan pulau-pulau Bali, Lombok, Sumbawa. Kemudian subduksi yang berlanjut disertai perubahan sudut penunjaman zona Benioff yang melandai daripada sebelumnya menghasilkan gunung-gunungapi Kuarter di sebelah utara pulau-pulau ini. Kasus ini sama seperti dengan yang terjadi di Jawa, Pegunungan Selatan Jawa adalah pegunungan volkanik yang lebih tua, dan yang lebih mudanya sampai dengan yang Kuarter sekarang bergerak ke utara. Tetapi hal ini tidak terjadi mulai dari Flores ke sebelah timurnya.
Contoh yang lebih detail tentang kasus di atas diambilkan contohnya untuk Lombok dan Sumbawa. Di kedua pulau ini, batuan-batuan volkanik tua (Mio-Pliosen) ada di selatan, sementara gunung-gunungapi Kuarter ada di sisi utara (Rinjani, Tambora, Satonda, Sangeang Api). Seperti di Jawa, pegunungan volkanik tua ini pun diperkirakan terjadi sebagai jalur volkanik bawahlaut karena intensifnya endapan batugamping yang terjadi bersamaan dengan batuan volkanik. Saat ini batugamping dan konglomerat yang merupakan asosiasi pegunungan volkanik tua membentuk tebing-tebing pantai berbatu, misalnya di dekat Kuta dan Blongas di selatan Lombok, atau tinggian Taliwang di baratdaya Sumbawa yang disusun oleh batugamping koral yang menumpu atas batuan volkanik andesitik tua. Kemudian pada Kuarter, seiring melandainya sudut penunjaman lempeng samudera Hindia di bawah pulau-pulau ini, terbentuklah jalur volkanik Kuarter yang kini membentuk gunung-gunungapi aktif di bagian utara pulau (sejak dari Gunung Agung di Bali, kemudian Rinjani, Tambora –juga Satonda, dan Sangeang Api). Di antara dua sistem pegunungan volkanik yang tua di selatan dan jalur volkanik Kuarter di utara, di tengahnya terbentuk dataran (central plains) yang menampung material hasil erosi dari perbukitan di selatan dan gunungapi Kuarter di utara. Wilayah dataran di tengah pulau-pulau ini merupakan wilayah yang sangat subur bagi pertanian.
            Sementara pulau-pulau ke sebelah timur dari Sumbawa, mulai dari Komodo, lebih kompleks geologinya sebab mempunyai sejarah tektonik yang berbeda. Keberadaan elemen tektonik yang besar di utara pulau-pulau ini, Flores Thrust dan Wetar Thrust, ikut memperumit geologinya.

Referensi :




Tidak ada komentar:

Posting Komentar